Mengamati kampanye yang berlangsung di Korea pada tahun 2008 lalu, mengangkat nama seorang tokoh bernama Lee Myung-Bak, kelahiran Osaka, 19 Desember 1941 . Namanya terangkat berkat keunggulannya memperoleh suara terbanyak ketika pemilu 008 dan mengantarnya sebagai Presiden terpilih Korea Selatan masa jabatan 2008-2013 mendatang. Figur Lee Myung-Bak bukanlah suatu hal yang baru di Korea, karena melihat latar belakangnya sebagai walikota Seoul sebelumnya pada tahun 2002 hingga 2006. Kisah pribadinya pun kembali terangkat setelah ia dipercayakan oleh Grand National Party (GNP) untuk maju dalam pemilu kala itu. Masa kanak-kanak Lee dilatar belakangi dengan kemiskinan, bahkan harus membantu ibunya berjualan kue di pinggir jalan. Untuk membiayai kuliah, Lee harus menjadi buruh saat siang dan malamnya ia habiskan waktu untuk melanjutkan kuliah.
Kemudian yang menjadi titik perhatian kami dalam keberhasilan Lee Myung-Bak ialah bahwa ada 3 fokus perhatian, yaitu : Ketokohan dan latar belakang Lee sebagai tokoh ekonomi yang membuatnya unggul dari tokoh-tokoh politik yang lain, Yang kedua dari latar belakang Lee tersebut GNP mengangkat isu ekonomi yang memang saat itu sedang terjadi kemerosotan pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan, Dan yang terakhir kebijakan bari tentang reunifikasi Korea Utara.
A. Latar Belakang Pengalaman Ekonomi Lee Myung Bak
Ketika Lulus pada 1965, Lee bekerja di Hyundai Engineering and Construction. Pada usia 37, ia menjadi chief executive termuda di perusahaan itu, menduduki jabatan eksekutif bidang konstruksi. Lee pun mendapat julukan The Bulldozer. Pada 1992, ia hengkang dari perusahaan tersebut dan mulai memasuki panggung politik. Besarnya perhatian Lee terhadap lingkungan membuat ia dianugerahi gelar Pahlawan Lingkungan dari majalah Time edisi Oktober 2007. Dan kemudian tertarik dalam keanggotaan Grand National Party tersebut dan kemudian menduduki jabatan sebagai walikota Seoul dengan kebijakan-kebijakan kontroversialnya, seperti restorasi Cheonggyecheon. Dengan latar belakang tersebut baik dari segi ekonomi maupun politik, Lee maju dalam panggung pemilu Korea Selatan dan mengalahkan lawan-lawan politiknya dengan isu yang di hantarkannya.
B. Isu kampanye partai : Ekonomi
Dengan penguasaan Lee di bidang bisnis, GNP menjadikan hal ini sebagai salah satu penopang kemenangannya. Dalam kampanyenya, Lee menjanjikan program ramah bisnis untuk merangsang perekonomian. Tema itu selaras dengan keprihatinan para pemilih tentang tingginya angka pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat. Ekonomi Korea selatan tahun depan diperkirakan tumbuh lebih lambat karena krisis di Amerika Serikat kemungkinan akan mengurangi ekspor negeri itu. Tingginya harga minyak dunia juga menimbulkan tekanan bagi Korsel. Bank Sentral Korea (Bank of Korea/BoK) memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) negara ekonomi ketiga terbesar di Asia itu tumbuh 4,7% pada 2008, sedikit turun dibandingkan estimasi tahun 2007 sebesar 4,8%. Dimana pada tahun 2006, ekonomi Korsel tumbuh 5,0%.
Menanggapi masalah ini Lee berjanji akan menggerakkan kembali perekonomiannya (revival) keluar dari kelesuan yang sejak beberapa tahun ini hanya mencapai pertumbuhan sekitar 4,4% . Target pertamanya adalah kembali dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) dalam tahun tahun yang sebesar 7% dan GDP per kapita 24.500 dolar Amerika Serikat (AS).
Kemenangan Lee Myung-bak pada Desember lalu terjadi setelah kegagalan Roh mencegah meluasnya pengangguran, melambatnya pertumbuhan ekonomi, dan melebarnya kesenjangan sosial. Berbeda dengan Roh yang menggunakan ”argumentasi moral” sebagai dasar kebijakannya, Lee menawarkan pragmatisme dan ”sikap praktis” dalam pemecahan masalah ekonomi. Hal ini akan direalisasikan dengan mencabut undang-undang yang mencegah chaebol seperti Samsung dan Hyundai memiliki bank sendiri, agar dapat berkompetisi dengan asing dalam kepemilikan bank-bank lokal. Lee yang selama 30 tahun berkarier di Hyundai, salah satu chaebol (konglomerat) terbesar di Korsel, secara terbuka menunjukkan sikap probisnisnya, dengan menyebut chaebol sebagai ”sekutu penting” pemerintah dalam ekonomi. Oleh karena itu kemenangan Lee dalam pemilu Desember lalu tak lepas dari dukungan kalangan chaebol yang menguasai dana berlimpah dan media massa
C. Isu Kampanye Partai : Perubahan Kebijakan Unifikasi dengan Korea Utara
Lee Myung-Bak sebagai pribadi yang tegas berkampanye jika terpilh menjadi presiden maka akan merubah kebijakan diplomatiknya yang terbesar kemungkinan adalah sikap terhadap Korea Utara yang menghadapi masalah pengembangan senjata nuklir yang menyebabkan ekonomi negara tersebut mengalami kemunduran dan bergantung sepenuhnya kepada bantuan tetangganya yang ada di sebelah selatan.
Lee berjanji untuk bersikap lebih tegas dengan menunjuk seseorang "yang bersuara keras" sebagai menteri unifikasi menggantikan menteri pendahulunya dari pemerintahan sebelumnya yang bersikap lunak. Namun Lee menyatakan janjinya akan memberikan bantuan yang cukup menjanjikan dan disertai penanaman modal apabila tetangga di utara mau menghentikan program senjata nuklirnya.
"Korea Selatan dan Utara selayaknya bersama sama membangun kemakmuran dan menjaga perdamaian," kata Lee kepada majalah Newsweek dalam wawancara pekan lalu.
"Tetapi kami (Korea Selatan) tak dapat membangun hubungan dan unifikasi apabila Korea Utara tetap memiliki senjata nuklirnya."
FAKTOR KEBERHASILAN LEE MYUNG BAK DALAM PEMILU 2008
9:50 AM |
Labels:
Kawasan Asia Timur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment