RSS

Monumen Perang Dunia II, Saksi Sejarah Berdarah



Apa yang anda bayangkan jika pertama kali mendengar atau membaca judul tulisan di atas? Mungkin anda akan membayangkan sebuah tempat yang menyeramkan, penuh dengan cerita horor, ataupun penuh dengan nama-nama tentara yang tewas di medan perang, atau batu-batu nisan yang memenuhi tempat ini. Jika benar begitu, maka apa yang anda bayangkan semua salah. Pada awalnya pun saya membayangkan hal serupa, tetapi keadaan di lapangan jauh dari ekspektasi saya akan gambaran tempat ini.

Monumen Perang Dunia II merupakan monumen yang terletak di Jalan Raya Bosnik, kawasan Paray, dan berjarak tujuh kilometer dari pusat kota Biak. Monumen ini dibangun atas kesepakatan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang yang diresmikan tanggal 24 Maret 1994. Tujuan monumen in dibangun adalah untuk mengingatkan umat manusia dengan kekejaman perang dan berharap bahwa hal serupa tidak akan terjadi lagi. Kompleks monumen ini terdiri dari tiga bangunan. Diantaranya adalah bangunan berbentuk cangkang kerang dengan dua set meja di bawahnya, prasasti penunjuk monumen dimana di depannya terdapat delapan batu karang yang menonjol, dan sebuah area berbentuk lingkarang yang didalamnya terdapat tiga plakat dengan tiga bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang. Sayangnya, tempat ini tidak dikelola secara maksimal, sehingga terlihat tidak terawat dan terbengkalai.




Jika dilihat sekilas, bangunan monumen ini tampak begitu unik dengan arsitektur yang tampak berbeda dengan ciri khas arsitektur Papua, karena memang perancang monumen ini adalah bukanlah berasal dari Papua, tetapi dari Jepang yang bernama Hiroshi Ogawa. Dengan suasana yang begitu teduh dan terletak di pinggir pantai, menjadikan tempat ini strategis dan patut untuk dikunjungi. Karena kita tidak hanya akan berwisata sejarah, tetapi kita juga akan disuguhi pemandangan eksotis Pantai Bosnik.


--- Jelajahi. Kenali. Cintai Indonesia ---

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: