RSS

Permasalahan Ekonomi Eropa Timur setelah Integrasi ke UE

Pasca bergabungnya dalam UE, Negara-negara Eropa Timur seperti Ceko, Polandia, Estonia, Lithuania, Latvia, Hungaria,dan Negara Eropa Timur lain, mengalami perubahan dalam sistem ekonominya yakni harus mulai menyesuaikan dengan sistem kapitalis yang diterapkan UE. Bukan perkara mudah bagi mereka untuk melakukan transformasi dari sistem sosialis ke kapitalis, karena dua sistem ekonomi ini sangat berlawanan. Ekonomi Negara-negara Eropa Timur sebenarnya sangat rendah daripada anggota UE lainnya di Eropa Barat. Namun, berhasilnya Negara-negara itu masuk menjadi anggota UE, mengindikasikan bahwa ekonomi mereka pada awal masuk kedalam UE relatif cukup baik, karena bagaimanapun UE memiliki syarat-syarat khusus bagi setiap Negara yang ingin menjadi anggota UE. Masuknya mereka kedalam UE, tentu dengan harapan perekonomian negara mereka akan menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Namun yang terjadi sekarang ini(setelah bergabung dengan UE), beberapa negara tersebut justru mengalami penurunan ekonomi. Memang tidak semua Negara, Polandia misalnya dapat dikatakan cukup sukses dalam menjalani proses peralihan dari sistem ekonomi sosialis ke kapitalis, dimana Polandia awalnya sangat miskin apalagi saat ekonomi sosialis jatuh. Namun sejak itu usaha untuk melakukan swastanisasi terus dilakukan untuk perbaikan ekonomi. Hasilnya mereka berhasil masuk menjadi anggota UE dan kini ekonomi mereka berangsur membaik atau terus mengalami peningkatan walau tidak signifikan . Begitu juga dengan Lithuania yang industry dalam negerinya terus membaik. Namun tidak yang terjadi dengan Latvia, yang pasca bergabung dengan UE ekonomi mereka justru terus mengalami penurunan. Ekonomi Latvia berubah drastis saat bergabung ke UE. Awalnya ekonomi negara ini cukup baik sebelum bergabung dengan UE, namun setelah menjadi bagian dari masyarakat ekonomi eropa yang menggunakan euro, justru terjadi inflasi yang cukup tinggi. Tahun 2009 GDP Latvia mengalami penurunan 10,5% disbanding awal masuk dahulu, selain itu penganguran juga semakin meningkat dan gaji-gaji pegawai juga mengalami pengurangan sebesar 25% .
Dalam proses penyesuaian diri terhadap sistem ekonomi yang berbeda-beda tersebut, maka dapat diamati bahwa terdapat beberapa hambatan dalam proses penyesuaian negara Eropa Timur dari ekonomi sosialis ke kapitalis. Pertama, mengenai kepemilikan asset, tentu dalam sistem ekonomi pasar asset bisa dikuasai oleh siapapun, sedangkan dalam ekonomi sosialis dikuasai oleh pemerintah. Eropa Timur menghadapi tantangan berat dalam merombak sistem ekonomi mereka yang sebelumnya didominasi oleh perusahaan negara menjadi suatu sistem ekonomi yang beracuan pada mekanisme pasar dan kegiatan swasta.

Kedua, pilihan negara-negara di Eropa Timur memasuki strategi aliansi adalah untuk keberhasilan melalui transisi. Negara-negara di Eropa Timur berharap untuk mendorong reformasi sistem politik dan ekonomi dengan cara bergabung dengan UE. Diharapkan, melalui persaingan dengan perusahaan asing, akan sangat membantu bagi perusahaan domestik untuk meningkatkan tingkat teknologi dan manajemen, mengurangi kesenjangan ekonomi dengan negara-negara Eropa Barat, dan menjaga stabilitas politik dalam negeri. Namun masih ada kesenjangan dalam penanaman modal dibandingkan Eropa Barat, perbedaan perlakuan membuat negara-negara Eropa Timur masih dianggap sebagai negara Eropa kelas dua.

Ketiga, memasuki UE adalah untuk membantu negara-negara di Eropa Timur untuk berpartisipasi dalam kompetisi di pasar internasional. Saat ini, globalisasi dan persaingan internasional lebih ketat, dan kebanyakan negara di Eropa Timur memiliki ketergantungan yang besar pada perekonomian asing. Untuk menahan tekanan dari pasar internasional, mereka memperkuat daya saing mereka, dan meningkatkan kemampuan berpartisipasi dalam integrasi ekonomi global, dan negara-negara di Eropa Timur menganggap dengan bergabung dengan UE merupakan cara penting untuk mengembangkan potensi mereka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: